Tanpa saya kehendaki sebelumnya, tiba-tiba laptop saya
memutar lagu Miss You by Blink 182. Entah kenapa lagu ini membuat saya menjadi
sentimentil seketika. Apalagi ditambah hujan deras diluar, lengkap sudah. Saya selalu gatal untuk tidak menanyakan hal
ini kepada diri saya atau bahkan kepada kalian. Mengapa hujan seakan mampu
membangkitkan ingatan kita? Ingatan masa lalu? Saya sendiri entah kenapa sangat
menyukai ketika hujan datang. Saya seperti bisa melihat banyak hal dalam hujan. Didalam
hujan, sinapsis-sinapsis otak saya seakan bekerja untuk memutar kembali
scene-scene dimasa lalu. Dimana ketika saya meniup kue ulang tahun pertama saya
diiringi suara riuh rendah tepuk tangan teman-teman rumah saya dan orang tua
saya , dimana sepupu laki-laki saya mengajarkan saya bermain skateboard dan
dengkul saya menjadi babak belur karena tidak bisa menjaga keseimbangan, ketika
saya pindah rumah dan berkenalan dengan sahabat saya lewat pagar biru, ketika
saya bermain basket bersama teman-teman SMP saya dibawah hujan lebat dimana
hari itu adalah hari terakhir kita bermain bersama, ketika saya pertama kali menjatuhkan
hati saya kepada si tiger yang ketika
itu memberikan salah satu earphonenya lalu mengajak saya untuk menyanyikan lagu
I’m yours Jason Mraz bersama. Hujan seakan membawa saya pergi
kesana. Seperti merindukan sesuatu yang pernah singgah dalam hidup saya. Hingga
akhirnya hujan berhenti, meninggalkan aroma khasnya. Saya cinta aroma itu.
Seperti melegakan dahaga akan hausnya kerinduan kepada yang dahulu dan tak
mungkin lagi ada disini.
The voice inside my
head (I miss you, miss you)

