Minggu, 20 Oktober 2013
Falls Head Over Heels
Jatuh cinta. Pasti diantara lo ada yang pernah
ngalamin kan atau emang lagi ngalamin? Pasti! Ga mungkin enggak. Jatuh cinta itu gapernah mandang waktu tempat
dan sama siapa. Karena apa? Karena hati lo yang milih bukan lo. Contohnya gue,
gue yang jatuh cinta sama orang yang gue tahu he’s not my criteria that I’m looking for. Dia
yang tragisnya adalah temen gue sendiri. and…. Yap you right babe kalo lo bakal
nyangka cerita gue kedepan ini mengenai gue yang terjebak friendzone? Lo seratus
persen bener. Gue yang selama 5 tahun
ini cuma bisa jatuh cinta diem diem sama temen gue sendiri. Gue yang selama 5
tahun ini just wasted my live to loving him. Too bad, karena saking cintanya
gue dengan ini orang, gue bahkan pernah nyia-nyiain orang yang juga sayang sama
gue. Gue yang pernah having relationship dengan cowok yang 180 derajat beda
dari ini orang justru gue tinggalin aja padahal harusnya saat itu gue bersyukur
karena gue punya cowok yang baik, pengertian, yang kalem dan rajin ibadah for the
love of God. Bedanya dengan ini, some of them told me kalo gue tolol banget
bisa suka sama orang yang gue tahu rap sheetnya banyak banget, he’s smoker, dia
yang suka clubbing, he’s even drink and yes womanizer. Tapi seperti yang banyak
orang katakan kalo suka itu ga butuh alasan kan? And yes, bahkan sampai
sekarang pun gue masih gatau alasan gue bisa suka sama dia apa. Tapi, Tuhan
masih sangat baik sama gue. Kenapa? karena masih ngasih gue otak untuk dipake saat
gue jatuh cinta sama dia. Karena kalo engga, gue mungkin udah with all of my heart bersedia buat kissing floor that
he walked on atau terjun bebas dari lantai 30 kalo dia yang nyuruh. Seperti
kutipan yang pernah gue baca kalo “love
isn’t blind but love’s blinding” itu berlaku buat orang yang lagi jatuh
cinta. Bohong sih kalo ini orang gak bikin gue gila, seriously, he drives me fooking crazy. Gue yang dengan tololnya pertama
kali nangisin cowok sampe sesegukan itu adalah dia , gue yang pindah kepercayaan klub bola gue
biar sama kayak dia, gue yang jadi suka
nontonin acara NBA, gue yang jadi suka dengerin lagu yang sama kayak dia
dengerin, gue yang jadi suka nulis prosa atau sajak picisan murahan, gue yang
jadi suka nonton spongebob cuma buat dengerin ketawanya spongebob karena
ketawanya mirip sama dia walau gue harus nahan emosi tiap si Patrick muncul
dengan ketololannya dan suka nunjukkin pantatnya yang pink itu, gue yang jadi
mau mauan makan di angkringan itu karena dia. Ini orang emang kayak Midas: everything that he touches turns into gold.
Gue gatau kenapa bisa efeknya begini. Rasanya gue pengen rukiyahin diri gue
aja. Kalo beberapa ada yang nanya “kenapa sih lo ga ngomong aja? Atau jujur aja
ke dia?” jawabannya yang gue bisa kasih adalah “karena gue ga mau ngerusak
pertemanan gue sama dia”, that is it. Gue cuma gamau kalo setelah gue bilang ke
dia semuanya jadi berubah jadi merasa canggung atau sadlynya kita yang akhirnya
jadi menjauh, karena buat dia disini aja without he has to realizing what I’m
feeling towards him, that’s more than enough. OH, CRAAAAPPPP!!!! Indeed. Am
I sounds pathetic enough? Kayaknya gue bener bener harus rukiyahin diri gue
aja deh atau nabrakin diri ke truk tronton. But,
in the end, I’ve been a dumb fuck anyway for holding this feeling, right?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar